Jumat, 06 Maret 2015

Pengaduan Hati


Pengaduan Hati

Cinta telah menghancurkan  kesunyian lelaki  ini (batin) dan luka pengasingannya. Sekali lagi dia berhubungan dengan jiwa yang saling berpelukan memandang derajat dan rupa, kepada jiwa itu yang menarik diriku dengan cintayang menceraikannya melalui kehampaan kelupaan.
Kamu,...
Mencintaimu adalah kecerdasanku, cukup hanya satu menit ku kenal sosokmu. Namun kau terlalu bodoh dengan kepekaanmu, kau acuh tak acuh sayang. Hah? Sayang. Belum pantas aku  memanggil itu sepertinya.
Masih teringat malam  kemarin  aku membawamu  ke tempat yang menyanyi kan batin di depan dewi malam. Rasa yang sangat indah.
Cukuuup .

Allah
Hinanya aku , sangat hina yang terlalu mencintai manusia . merasa se olah-olah akulah pemiliknya.
Aku sungguh bodoh, aku bagai srigala yang ingin merebut seekor  kelinci tua dari kawanan anjing. Padahal domba gemuk telah bersembunyi di balik daun itu, hanya beberapa  langkah  lagi.
Tapi cobaan ini terlalu berat, aku cemburu, cemburu kepada orang lain yang tidak pernah memikirkan hal ini.
Di saat orang lain  tidak menghiraukan hal itu, aku masih berontak berlebihan kepada manusia.
Allah
Ampuni aku..
Yang tak paham akan datang kenikmatan,kesenangan dan  ke sunahan.
Langkah ini telah bergerak meninggalkan masa suram., Ini adalah suatu  proses keharusan hidup kembali pada kenyataan hidup berusaha dan doa.
Dengan sebuah cara yang tak terbantahkan
Dengan metode yang tak akan pernah  menemu jalan buntu
Dengan segenap hati aku menerima  hal ini.
Aku iklhlas.

0 komentar:

Posting Komentar