Pengaduan Hati
Cinta
telah menghancurkan kesunyian
lelaki ini (batin) dan
luka pengasingannya. Sekali lagi dia berhubungan dengan jiwa yang
saling berpelukan
memandang derajat dan rupa, kepada jiwa itu
yang menarik diriku dengan cintayang menceraikannya melalui kehampaan kelupaan.
Kamu,...
Mencintaimu
adalah kecerdasanku, cukup hanya satu menit ku kenal sosokmu. Namun kau terlalu
bodoh dengan kepekaanmu, kau acuh tak acuh sayang. Hah? Sayang. Belum pantas
aku memanggil itu sepertinya.
Masih
teringat malam kemarin aku membawamu ke tempat yang menyanyi kan batin di depan
dewi malam. Rasa yang sangat indah.
Cukuuup
.
Allah
Hinanya
aku , sangat hina yang terlalu mencintai manusia . merasa se olah-olah akulah
pemiliknya.
Aku
sungguh bodoh, aku bagai srigala yang ingin merebut seekor kelinci tua dari kawanan anjing. Padahal domba
gemuk telah bersembunyi di balik daun itu, hanya beberapa langkah lagi.
Tapi
cobaan ini terlalu berat, aku cemburu, cemburu
kepada orang lain yang tidak pernah memikirkan hal ini.
Di
saat orang lain tidak menghiraukan hal
itu, aku masih berontak berlebihan kepada manusia.
Allah
Ampuni
aku..
Yang
tak paham akan datang kenikmatan,kesenangan dan
ke sunahan.
Langkah
ini telah bergerak meninggalkan masa suram., Ini adalah suatu proses keharusan hidup kembali pada kenyataan
hidup berusaha dan doa.
Dengan
sebuah cara yang tak terbantahkan
Dengan
metode yang tak akan pernah menemu jalan
buntu
Dengan
segenap hati aku menerima hal ini.
Aku
iklhlas.
0 komentar:
Posting Komentar